Friday 13 November 2015

PELAKU MENGAKU SEBAGAI DIN MINIMI, TEROR 28 LURAH




Din Minimi bersama anggotanya foto bersama aktivis Acehnese Australia Association (AAA) yang berkunjung ke tempat persembunyiaanya, Sabtu (7/11/2015). Kunjungan AAA untuk mencari solusi dan menjembatani apa yang disuarakan oleh Din Minimi selama ini. 





PELAKU MENGAKU SEBAGAI  DIN MINIMI, 
TEROR 28 LURAH

SIGLI - Penelepon hitam alias orang tak dikenal  mengatasnamakan Nurdin bin Ismail alias Din Minimi meneror 28 lurah (kepala desa) di Kecamatan Batee, Pidie, Rabu (11/11) sekitar pukul 00.30 WIB dini hari. Dia (orang tak dikenal)  meminta jatah dana Alokasi Dana Gampong Rp 5 juta hingga Rp 10 juta per lurah (perkepala desa).
Dana ADG tersebut merupakan dana  tahap kedua yang baru dicairkan lurah. Penelepon mengancam lurah “jika tak memberikan dana itu, akibatnya tanggung sendiri”.
Tokoh pemuda Batee, kepada Serambi, Rabu (11/11) mengatakan, kasus otk yang mengatasnamakan Din Minimi dan memeras 28 lurah di kecamatan Batee ia mengetahui karena ada seorang lurah yang melaporkan kepadanya.
“setelah ia menyelidiki, ternyata semua lurah  di Kecamatan Batee punya nasib yang sama, yakni diancam oleh si otk yang mengatasnamakan Din Minimi. tetapi, semua kepala desa tidak berani melapor kepada media,” tangkasnya.
Kapolres Pidie, AKBP Muhajir SIK MH, melalui Kasat Reskrim AKP P Harahap SH yang dihubungi Serambi, Rabu (11/11) mengatakan, pihak Polsek Batee bersama camat telah mengumpulkan 28 lurah. Mereka dikumpulkan untuk diberikan penjelasan tentang adanya penelepon gelap yang mengatasnamakan Din Minimi meminta uang dari sumber ADG.
Kepala desa  diimbau supaya tidak sekali-kali memberikan atau mentrasfer uang kepada si penelepon tersebut. “Sampai saat ini, belum ada yang mengirimkan uang kepada si penelepon tersebut. Kasat Reskrim Polres Pidie mengatakan “, Kami perkirakan yang menelepon untuk minta uang tersebut adalah napi dari LP Tanjung Gusta, Sumatera Utara, bukan Din Minimi,”.
saat dihubungi Serambi, Din Minimi menyatakan tidak pernah menelepon lurah untuk meminta dana ADG. Ia juga tidak menyuruh anak buahnya untuk melakukan hal itu. “Nama saya dicatut. Polisi saya minta mengusut pelakunya, sehingga tak merugikan semua pihak,” kata Din Minimi. 
(naz)(editlagi,dt). 




No comments:

Post a Comment